6. IPS

Rangkuman Materi Pelajaran IPS Kelas 9 SMP

BAB 1 NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU

  • Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil-hasil pembangunan yang telah dicapainya. Indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain: peningkatan pendapatan perkapita, penurunan masyarakat miskin, penurunan ketimpangan penerimaan pendapatan, penurunan kesenjangan hidup, penurunan tingkat kematian bayi, penurunan angka buta huruf, dan penurunan pertumbuhan penduduk.
  • Negara yang sudah berhasil dalam pembangunan disebut negara maju, sedangkan negara yang sedang giat-giatnya membangun disebut negara berkembang.
  • Menurut Rostow, perkembangan masyarakat suatu bangsa terjadi melalui tahap-tahap:
    1. tahap masyarakat tradisional,
    2. tahap pra kondisi menuju tinggal landas,
    3. tahap tinggal landas,
    4. tahap gerak menuju kematangan,
    5. tahap konsumsi tinggi.
  • Ciri-ciri negara berkembang, antara lain:
    1. tingkat kehidupan rendah,
    2. tingkat produktivitas rendah,
    3. tingkat pertumbuhan penduduk dan angka ketergantungan tinggi,
    4. ketergantungan pada sektor pertanian dan produksi primer, dan
    5. ketergantungan dalam hubungan internasional.
  • Ciri-ciri negara maju, antara lain:
    1. pertumbuhan penduduk kecil;
    2. kegiatan ekonomi berbasis perdagangan, industri, dan jasa;
    3. sebagian besar penduduk tinggal di perkotaan;
    4. angka harapan hidup tinggi;
    5. pendapatan perkapita tinggi;
    6. tingkat pendidikan penduduk rata-rata tinggi; dan
    7. angka kematian bayi kecil.
  • Kelompok negara-negara maju secara umum terletak di Benua Eropa, khususnya Eropa Barat dan kawasan Amerika Utara. Rata-rata mereka terletak di belahan bumi Utara, oleh karena itu mereka juga sering dijuluki sebagai “Negara Utara”.
  • Kelompok negara-negara berkembang secara umum menempati Benua Afrika, Benua Asia, dan kawasan Amerika Selatan. Mereka pada umumnya adalah negara-negara korban imperialisme di masa lalu. Kebanyakan negara berkembang menempati belahan bumi Selatan, sehingga mereka juga sering dijuluki sebagai “Negara Selatan”.

BAB 2 PERANG DUNIA II DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA (1939 – 1945)

  • Dalam Perang Dunia II kekuatan Jepang sangat besar, sehingga secara perlahan serangan-serangan yang dilancarkan mampu mendesak Sekutu. Karena kekuatan semakin terdesak, maka pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati Belanda (diwakili Jenderal Teer Poorten) menyerah kepada Jepang (diwakili Jenderal Imamura) sekaligus wilayah jajahan Belanda di Asia diserahkan kepada Jepang.
  • Adanya perjanjian di Kalijati tersebut menandai dimulainya zaman pendudukan Jepang di Indonesia. Jepang mulai menanamkan kekuasaannya di Indonesia dengan menyebarkan propaganda-propaganda yang menarik hati bangsa Indonesia, misalnya dengan mendirikan organisasi-organisasi seperti gerakan 3A, Putera, Jawa Hokakai, Chuo Sang In, dan lain-lain.
  • Layaknya penjajah yang lain, Jepang juga melakukan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran. Selain itu, juga melakukan eksploitasi terhadap sumber daya manusia dengan membentuk organisasi-organisasi militer maupun semi militer seperti Seinendan, Keibodan, PETA, Fujinkai, heiho, dan lain-lain. Jepang juga menerapkan kerja paksa atau romusha yang menyebabkan penderitaan rakyat. Adanya penderitaan rakyat mendorong munculnya perlawanan dari masyarakat seperti perlawanan di Aceh, Singapura, Indramayu, Kalimantan, Irian, dan Blitar (oleh PETA).

BAB 3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945 – 1949)

  • Setelah berhasil mengumandangkan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka tugas bangsa Indonesia selanjutnya yaitu mempertahankan kemerdekaan. Upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tidak hanya melalui perjuangan bersenjata, tetapi juga melalui perjuangan diplomasi. Perjuangan diplomasi dilakukan bangsa Indonesia karena hal itu bisa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai. Namun, karena bangsa penjajah (Belanda) yang diajak berdiplomasi tidak menunjukkan itikad yang baik, maka perjuangan senjata pun dilakukan bangsa Indonesia.
  • Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Indonesia dan Belanda mencapai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar. Hasil KMB tersebut yaitu tentang pengakuan kedaulatan RI dan terbentuknya Republik Indonesia Serikat. Dengan berakhirnya Konferensi Meja Bundar (KMB), maka berakhirlah pula kekuasaan Belanda atas Indonesia.

BAB 4 INDONESIA PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN (1950 – 1966)

  • Pada waktu Indonesia menerapkan sistem Demokrasi Liberal selama kurun waktu 1950 – 1959, kondisi pemerintahan dan ekonomi dalam negeri tidak stabil. Silih bergantinya kabinet yang berkuasa dalam waktu yang relatif singkat, menjadikan program kerja yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Meski demikian, bangsa Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilihan umum yang demokratis pada tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan dewan konstituante. Namun sayang sekali, dewan konstituante yang diharapkan dapat menyusun konstitusi baru hingga batas waktu yang telah ditentukan tidak berhasil.
  • Kegagalan dewan konstituante ini melatarbelakangi dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang memutuskan untuk kembali ke UUD 1945. Dengan dekrit ini, Presiden Soekarno mengendalikan pemerintahan. Presiden juga menerapkan Demokrasi Terpimpin, yang dalam perkembangannya terpimpin diartikan terpusat pada presiden. Pada masa Demokrasi Terpimpin kehidupan politik dan ekonomi dalam negeri pun tidak bertambah baik. Banyak sekali kebijakan-kebijakan Presiden Soekarno yang menyimpang dari Pancasila. Kondisi yang demikian menjadikan hubungan antara pusat dengan daerah semakin renggang. Hal ini mendorong munculnya gerakan sparatis yang menginginkan daerahnya terpisah dari RI.

BAB 5 PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

  • Perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat.
  • Bentuk-bentuk perubahan sosial terdiri atas perubahan evolusi, perubahan revolusi, perubahan yang pengaruhnya besar dan kecil, perubahanperubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan.
  • Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarkat sebagai pendukung kebudayaan.
  • Bentuk-bentuk perubahan kebudayaan yaitu difusi kebudayaan, asimilasi kebudayaan, cultural animosity, inovasi.
  • Perubahan sosial berhubungan dengan perubahan kebudayaan, maka apabila terjadi perubahan pada unsur-unsur kebudayaan yang fundamental akan diikuti oleh perubahan sosial.
  • Faktor penyebab perubahan sosial budaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.
  • Faktor pendorong perubahan sosial budaya yaitu kontak dengan budaya lain, sistem pendidikan masyarakat, sistem terbuka lapisan masyarakat, orientasi ke masa depan, dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
  • Faktor penghambat perubahan sosial budaya yaitu kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, rasa takut akan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan, hambatanhambatan yang bersifat ideologis.
  • Perubahan kebudayaan dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.
  • Dua sikap masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial budaya, yaitu conformity (proses penyesuaian diri) dan deviation (penyimpangan).
  • Ada tiga perilaku manusia dalam menyikapi perubahan, yaitu tipe perilaku masyarakat yang mengharapkan perubahan dan menolak perubahan, serta tipe perilaku masyarakat yang bersikap apatis terhadap perubahan sosial budaya.
  • Masyarakat desa bersifat statis tradisional sehingga lamban dalam menerima perubahan sosial budaya.
  • Masyarakat kota bersifat modern sehingga lebih mudah dalam  menerima perubahan sosial budaya.